info penting!!!

bagi anda yang ingin berpenghasilan dari blog anda, silahkan pasang iklan di blog anda.. klik disini untuk memulai atau klik disini terbukti

untuk melihat langkah-langkahnya silahkan klik disini

Senin, 31 Desember 2012

Inilah ke 83 Marga Parna (Pomparan ni Raja Nai Ambaton)

Bagi masyarakat Bangso Batak dan para anthropolog/etnolog telah banyak mengkaji keberadaan marga-marga keturunan Raja Nai Ambaton yang teguh memegang amanat leluhurnya dalam membangun ikatan persaudaraan pada berbagai wilayah di Indonesia sampai ke luar negeri (desa na ualu). Warga Parna dalam berkomunikasi persaudaraan tidak memandang adanya sekat/batas, wilayah penyebaran sub etnis (puak), agama, sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Kenyataan, sebegitu tahu dirinya bagian dari marga PARNA komunikasi akan terbangun secara spontanitas. Ini sudah menjadi kebiasaan dan berlangsung cukup lama, bukan satu abad saja. Telah teruji dalam sejarah perjuangan, zaman revolusi, termasuk dalam menegakkan kemerdekaan RI, demikian dituturkan para orang tua-tua pelaku perjuangan dari berbagai wilayah.
Begitu sakral ikatan kekerabatan (pertuturan) PARNA ini bagi individu yang sudah merasakannya. Banyak perantau mendapat pengayoman dari semarganya, ketika dia berada di daerah baru di seluruh wilayah Indonesia ia mendapatkan orang tua, walau orang tua kandungnya jauh nun di tanah Batak sana. Seorang putra Batak keturunan Raja Nai Ambaton diperantauan cukup menyebut tahu lingkup marga-marganya, itu sebagai modal berkomunikasi, bahwa ia anak, bapak dan kakek, atau cucu, termasuk boru (sepengambilan-berkawan).
Penghayatan kepada amanat leluhur Raja Nai Ambaton: si sada anak, si sada boru;, walau ada yang membuat istilah itu;sisada lulu anak, sisada lulu boru;, entah apa bedanya, apa artinya secara hakiki. Hal itu bukan sekedar main main bagi setiap individu keturunan raja Nai Ambaton, baik pada saat acara adat (ulaon) dalam keadaan bahagia, suka cita, (Las ni Roha) maupun pada waktu duka (Lungun ni Roha) tetap mempertahankan tidak boleh saling mengawini sesama marga PARNA. (Na So Jadi marsibuatan anak/boru angka pinompar ni Parna) atau incest atau dilarang saling mengawini putra-putri bagi marga parna). Tanggung jawab keluarga Parna dalam adat istiadat dapat dipikul keluarga marga parna setempat ketika orang tuanya jauh dari perantauan bila melangsungkan pernikahan, misalnya di Papua sekalipun ia berada.
Setelah membaca tulisan dari Bpk. PMH. Sidauruk yang berjudul “Inilah ke 64 Marga pada Keluarga Besar PARNA”, di www.sinarpagibaru.com, Penulis merasa tertantang juga untuk membuat list marga Parna yang konon ceritanya jumlahnya tidak pasti. Dari sejak kecil Penulis diberitahu oleh orang tua bahwa ada 62 Marga Parna, akan tetapi setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata lebih banyak dari angka tersebut. Menurut Rapat Kerja Nasional Parna Se-Indonesia, ada 64 Marga Parna. Akan tetapi menurut hasil penelusuran Penulis ada 83 Marga Parna dimana tidak semua marga dibawah ini mengakui sebagai bagian dari Parna. Tercatat di Wilayah: Samosir, Toba, Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Pakpak/Dairi, Alas, Gayo dan Singkil. Daftar marga ini tersusun menurut alfabetis dan diolah dari berbagai sumber.
  1. Bancin

  2. Banuarea/Banurea

  3. Berampu/Brampu

  4. Barasa/Brasa

  5. Baringin/Bringin

  6. Beruh (Kutacane)

  7. Biru

  8. Boangmanalu

  9. Capah

  10. Dajawak

  11. Dalimunthe

  12. Damunthe

  13. Dasalak

  14. Gajah

  15. Ginting Beras

  16. Ginting Bukit

  17. Ginting Capa

  18. Ginting Garamata

  19. Ginting Ajar Tambun

  20. Ginting Baho

  21. Ginting Guru Patih

  22. Ginting Jadi Bata

  23. Ginting Jawak

  24. Ginting Manik

  25. Ginting Munthe

  26. Ginting Pase

  27. Ginting Sugihen

  28. Ginting Sinisuka

  29. Ginting Tumangger

  30. Garingging

  31. Haro

  32. Hubu

  33. Hobun

  34. Kombih (Singkil)

  35. Maharaja

  36. Manihuruk

  37. Manik Kacupak

  38. Munthe

  39. Nadeak

  40. Nahampun/Anak Ampun

  41. Napitu

  42. Pinayungan/Pinayungen

  43. Pasi

  44. Rumahorbo

  45. Saing

  46. Sampun

  47. Saraan

  48. Saragi

  49. Saragih Dajawak

  50. Saragih Damunthe

  51. Siadari

  52. Siallagan

  53. Siambaton

  54. Sidabalok

  55. Sidabungke

  56. Sidabutar

  57. Sidauruk

  58. Sigalingging

  59. Sijabat

  60. Sikedang (Kutacane)

  61. Simalango

  62. Simarmata

  63. Simbolon Altong Nabegu

  64. Simbolon Hapotan

  65. Simbolon Juara Bulan

  66. Simbolon Pande Sahata

  67. Simbolon Panihai

  68. Simbolon Suhut Nihuta

  69. Simbolon Tuan

  70. Simbolon Sirimbang

  71. Sitanggang Bau

  72. Sitanggang Gusar

  73. Sitanggang Lipan

  74. Sitanggang Silo

  75. Sitanggang Upar Parangin Nawalu

  76. Sitio

  77. Sumbayak

  78. Tamba

  79. Tendang

  80. Tinambunan/Tinambunen

  81. Tumanggor/Tumangger

  82. Turnip

  83. Turutan/Turuten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tahukah anda

Tahukah Anda? "Lari & Jatuh Cinta sama-sama memiliki banyak efek positif, salah satunya dapat memperpanjang usia."

banner

banner

iklan

visit this

share

,